Sejarah Blog dan Perkembangannya
Ilustrasi
sejarah blog
Blog merupakan singkatan dari “web log”, yaitu bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Sejarah blog di internet bermula dari kehadiran situs yang memuat link-link komentar.
Mulai dari kalangan menengah ke bawah sampai menengah ke atas, juga dari anak-anak sampai dewasa, internet sudah merajalela. Tersedianya fasilitas internet yang memudahkan penggunanya, membuat internet semakin banyak yang memakai.
Kemudahan memakai internet sudah terasa saat ini. Tahun-tahun sebelumnya internet sangat jarang yang memakai, hanya orang-orang tertentu saja yang memakainya, yang mempunyai jaringan internet. Harga pemasangan internet yang terlampau mahal, membuat masyarakat berpikir ulang untuk memasangnya.
Selain itu, internet hanya dapat dijumpai di tempat rental atau sering disebut warnet, warung internet. Harga sewanya pun cukup mahal. Jadi, orang yang pergi ke warnet benar-benar kebutuhan karena ada keperluan.
Bandingkan dengan saat ini. Jaringan internet tidak susah untuk ditemui. Semakin canggih peralatan teknologi, semakin memudahkan orang untuk terhubung dengan internet. Mulai dari banyaknya modem, salah satu alat yang menghubungkan jaringan internet sampai banyaknya tempat-tempat yang memasang wifi, sehingga dapat menggunakan internet secara gratis.
Tidak hanya itu saja, ponsel dengan fasilitas internet juga sudah banyak beredar di Indonesia. Tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak untuk membeli ponsel yang ada fasilitas internetnya. Sekarang ini, banyak ponsel murah yang sudah dilengkapi dengan fasilitas internet, seperti ponsel bermerk.
Kemudahan mendapatkan jaringan internet membuat masyarakat Indonesia mengenal dunia internet, terutama jejaring sosial yang saat ini sangat digemari oleh penduduk dunia.
Tujuan utama adanya internet adalah untuk mempermudah manusia dalam melakukan berkomunikasi dan mempermudah mencari sebuah informasi. Akan tetapi, saat ini banyak penyalahgunaan internet, yang berdampak pada manusia itu sendiri.
Perkembangan zaman yang semakin canggih menghasilkan produk-produk yang canggih juga. Dengan kecanggihan tersebut memudahkan manusia untuk berinteraksi atau bersosialisasi dengan seseorang yang jaraknya jauh.
Kecanggihan teknologi yang semakin cepat menuntut manusia untuk hidup serba mudah dan cepat, termasuk di Indonesia. Keuntungan yang didapat dari teknologi tersebut sangat besar dan mempengaruhi semua aspek kehidupan.
Kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya, agama, dan pendidikan, semua terpengaruh oleh adanya kemajuan teknologi tersebut. Jadi, apabila ada orang yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman, maka orang tersebut akan ketinggalan zaman. Salah satunya adalah dunia internet.
Intinya, sekarang ini, orang untuk mengenal dan masuk ke dalam dunia maya itu sangat mudah karena adanya fasilitas yang mendukung, seperti ponsel. Selain itu, tersedianya modem yang harganya semakin murah dan banyaknya tempat yang menyediakan wifi, juga memudahkan orang untuk terhubung ke dunia maya.
Jejaring sosial sudah menjadi trend atau sudah popular, terutama di kalangan anak-anak remaja. Mereka bersosialisasi dengan teman-temannya melalui jejaring sosial, baik teman yang dikenal atau pun teman yang belum pernah bertemu.
Maraknya jejaring sosial juga berdampak pada perubahan lingkungan, terutama dalam bidang sosial. Orang-orang dapat bersosialisasi dengan teman-temannya tanpa harus bertemu. Bahkan orang tersebut dapat bersosialisasi dengan orang yang belum pernah bertemu.
Hal tersebut menjadikan seseorang mendapatkan teman yang banyak, meskipun berbeda daerah atau negara, dan dapat berkomunikasi dengan seseorang yang jauh dari tempat kita.
Dari bidang bisnis, jejaring sosial sangat membantu para pembisnis untuk menawarkan produknya. Lihat saja di jejaring sosial, sekarang sudah banyak toko on line yang beroperasi.
Banyak dampak positif dengan adanya jaringan internet, terutama jejaring sosial. Akan tetapi, perlu diperhatikan dampak negatifnya juga dengan adanya jaringan internet dan kembali lagi pada pengertian internet menurut para ahli, bahwa internet adalah sebuah layanan informasi dan komunikasi.
Website sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Jika kita ingin mencari sebuah informasi di internet, kita pasti mengetik nama alamat yang dituju di web browser, contohnya www.google.com.
Website adalah gabungan atau kumpulan halaman dari sebuah situs. Situs berada di World Wide Web atau sering disingkat WWW. World Wide Web itu sendiri adalah sebuah jaringan komputer yang sangat besar dan menyediakan berjuta-juta informasi.
Web diciptakan oleh sebuah organisasi di Eropa, yaitu CERN. Demi kemudahan komunikasi dan penyaluran informasi antar anggota yang tersebar di seluruh dunia, para peneliti CERN menciptakan sebuah sistem distribusi yang bisa menampilkan informasi dalam bentuk grafik, gambar atau suara. Sebagai media penyajiannya, dibuatlah web browser yang bisa diakses oleh semua pengguna.
Web browser pertama kali dibuat hanya berbasiskan teks pada komputer saat itu. Namun, penggunaan web browser tersebut perlahan-lahan ditinggalkan sejak kedatangan web browser yang bernama Mosaic.
Mosaic merupakan hasil dari sebuah penelitian yang lebih baik, karena memudahkan pengguna dalam pengoperasiannya juga sudah berbasis grafik. Kemudian, kepopuleran Mosaic digantikan oleh Netscape Navigator ciptaan Silicon Graphics. Microsoft juga ikut meramaikan hadirnya web browser bernama Internet Explorer.
Pada 1994, Netscape Navigator merupakan web browser yang banyak digunakan selain Internet Explorer. hingga kini banyak web browser selain Explorer dan Netscape, di antaranya Mozilla Firefox buatan Mozilla Corporation dan Opera buatan Opera Software ASA.
Dengan web browser seperti Netscape, Internet Explorer, Mozilla Firefox atau Opera, kita akan mendapatkan tampilan situs yang penuh warna, bisa melihat cuplikan video dan suara asalkan komputer kita mempunyai fasilitas tambahan berupa VGA card dan sound card.
Website itu sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu website statis dan website dinamis. Website statis adalah website yang informasi didalamnya tidak dimaksudkan untuk diperbarui. Website ini biasanya memiliki seorang atau sebuah tim administrator yang menangani penggunaan software editor. Sedangkan website dinamis adalah website yang informasi di dalamnya diperbarui secara berkala.
Penggunaan website ini biasanya berhubungan dengan pengguna publik yang membutuhkan interaksi dua arah (antara administrator website dengan pengguna). Misalkan, kita mengisi sebuah form, setelah kita klik submit, halaman website akan terhubung ke halaman baru yang menerangkan informasi yang telah kita input ke form yang kita isi sebelumnya.
Pertama kali istilah blog digunakan Jorn Barger sekitar Desember 1997. Ia menggunakannya untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diisi secara berkala dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai komentar pemiliknya. Kini, blog dapat berupa sekumpulan konten (teks, foto, video) yang diposting pengelolanya.
Pada 1998, jumlah Blog yang ada masih sangat sedikit. Sebab, diperlukan keahlian dan pengetahuan khusus tentang script, HTML, dan web hosting untuk membuat sebuah Blog. Namun, saat ini, kita tidak perlu memiliki keahlian khusus untuk menjadi seorang Blogger. Halaman weblog saat ini sudah sangat mewabah karena semakin mudah dalam membuatnya. Hingga saat ini, tidak sedikit pengguna internet yang memiliki sebuah blog yang terus update setiap hari.
Layanan media blog pertama kali dipopulerkan Blogger.com, yang dibeli oleh Google pada akhir 2002. Sejak itu, banyak aplikasi yang bersifat terbuka alias gratis (open source) yang dapat digunakan pengguna internet dari kalangan awam sekali pun.
Kemajuan di bidang media blog ini menuntut setiap blogger mampu menyediakan fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, sehingga para pengunjung dapat meninggalkan berbagai komentar atas isi dari konteks yang dipublikasikan.
Komunitas Blogger (sebutan bagi para pemilik Blog) adalah sebuah ikatan yang terbentuk dari para Blogger yang ada berdasarkan kesamaan tertentu, seperti kesamaan topik yang dibahas, kesamaan asal daerah, kesamaan kampus, kesamaan hobi, dan lain sebagainya.
Ngeblog (istilah bahasa Indonesia untuk Blogging) dilakukan hampir setiap waktu untuk memelihara eksistensi pemilik Blog. Sekarang ada lebih dari 10 juta Blog yang bisa ditemukan di internet.
Para Blogger masih akan terus berkembang seiring dengan bergulirnya waktu karena saat ini ada banyak sekali software, tool, dan penyedia layanan pembuat Blog gratis di internet yang mempermudah mereka untuk membuat dan merawat Blognya. Di Indonesia sendiri, Blog semakin marak dibuat seiring dengan banyaknya pengguna internet yang bertambah setiap harinya.
Saat ini, para Blogger tidak hanya berasal dari kalangan web developer atau administrator saja, namun makin beragam. Mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga pekerja kantoran banyak menggunakan blog sebagai media penyampaian ide-ide kreatif mereka.
Ini semua didukung juga dengan banyaknya penyedia jasa layanan pembuat blog gratis yang dapat ditemukan secara mudah di internet. Selain itu, blog mempunyai berbagai macam manfaat bagi penggunanya, yaitu sebagai berikut.
Blog merupakan singkatan dari “web log”, yaitu bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Sejarah blog di internet bermula dari kehadiran situs yang memuat link-link komentar.
Mulai dari kalangan menengah ke bawah sampai menengah ke atas, juga dari anak-anak sampai dewasa, internet sudah merajalela. Tersedianya fasilitas internet yang memudahkan penggunanya, membuat internet semakin banyak yang memakai.
Kemudahan memakai internet sudah terasa saat ini. Tahun-tahun sebelumnya internet sangat jarang yang memakai, hanya orang-orang tertentu saja yang memakainya, yang mempunyai jaringan internet. Harga pemasangan internet yang terlampau mahal, membuat masyarakat berpikir ulang untuk memasangnya.
Selain itu, internet hanya dapat dijumpai di tempat rental atau sering disebut warnet, warung internet. Harga sewanya pun cukup mahal. Jadi, orang yang pergi ke warnet benar-benar kebutuhan karena ada keperluan.
Bandingkan dengan saat ini. Jaringan internet tidak susah untuk ditemui. Semakin canggih peralatan teknologi, semakin memudahkan orang untuk terhubung dengan internet. Mulai dari banyaknya modem, salah satu alat yang menghubungkan jaringan internet sampai banyaknya tempat-tempat yang memasang wifi, sehingga dapat menggunakan internet secara gratis.
Tidak hanya itu saja, ponsel dengan fasilitas internet juga sudah banyak beredar di Indonesia. Tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak untuk membeli ponsel yang ada fasilitas internetnya. Sekarang ini, banyak ponsel murah yang sudah dilengkapi dengan fasilitas internet, seperti ponsel bermerk.
Kemudahan mendapatkan jaringan internet membuat masyarakat Indonesia mengenal dunia internet, terutama jejaring sosial yang saat ini sangat digemari oleh penduduk dunia.
Tujuan utama adanya internet adalah untuk mempermudah manusia dalam melakukan berkomunikasi dan mempermudah mencari sebuah informasi. Akan tetapi, saat ini banyak penyalahgunaan internet, yang berdampak pada manusia itu sendiri.
Perkembangan zaman yang semakin canggih menghasilkan produk-produk yang canggih juga. Dengan kecanggihan tersebut memudahkan manusia untuk berinteraksi atau bersosialisasi dengan seseorang yang jaraknya jauh.
Kecanggihan teknologi yang semakin cepat menuntut manusia untuk hidup serba mudah dan cepat, termasuk di Indonesia. Keuntungan yang didapat dari teknologi tersebut sangat besar dan mempengaruhi semua aspek kehidupan.
Kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya, agama, dan pendidikan, semua terpengaruh oleh adanya kemajuan teknologi tersebut. Jadi, apabila ada orang yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman, maka orang tersebut akan ketinggalan zaman. Salah satunya adalah dunia internet.
Intinya, sekarang ini, orang untuk mengenal dan masuk ke dalam dunia maya itu sangat mudah karena adanya fasilitas yang mendukung, seperti ponsel. Selain itu, tersedianya modem yang harganya semakin murah dan banyaknya tempat yang menyediakan wifi, juga memudahkan orang untuk terhubung ke dunia maya.
Jejaring sosial sudah menjadi trend atau sudah popular, terutama di kalangan anak-anak remaja. Mereka bersosialisasi dengan teman-temannya melalui jejaring sosial, baik teman yang dikenal atau pun teman yang belum pernah bertemu.
Maraknya jejaring sosial juga berdampak pada perubahan lingkungan, terutama dalam bidang sosial. Orang-orang dapat bersosialisasi dengan teman-temannya tanpa harus bertemu. Bahkan orang tersebut dapat bersosialisasi dengan orang yang belum pernah bertemu.
Hal tersebut menjadikan seseorang mendapatkan teman yang banyak, meskipun berbeda daerah atau negara, dan dapat berkomunikasi dengan seseorang yang jauh dari tempat kita.
Dari bidang bisnis, jejaring sosial sangat membantu para pembisnis untuk menawarkan produknya. Lihat saja di jejaring sosial, sekarang sudah banyak toko on line yang beroperasi.
Banyak dampak positif dengan adanya jaringan internet, terutama jejaring sosial. Akan tetapi, perlu diperhatikan dampak negatifnya juga dengan adanya jaringan internet dan kembali lagi pada pengertian internet menurut para ahli, bahwa internet adalah sebuah layanan informasi dan komunikasi.
Sejarah Blog
Website adalah temuan unik dari kemajuan teknologi informasi. Untuk dapat berselanjar di dunia maya, kita membutuhkan suatu alamat yang bersifat unik, artinya alamat itu tidak ambigu dan hanya menuju ke satu tempat. Bagi Anda yang sering berkeliling di dunia maya, pastilah sudah mengenal luar dalam tentang website.Website sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Jika kita ingin mencari sebuah informasi di internet, kita pasti mengetik nama alamat yang dituju di web browser, contohnya www.google.com.
Website adalah gabungan atau kumpulan halaman dari sebuah situs. Situs berada di World Wide Web atau sering disingkat WWW. World Wide Web itu sendiri adalah sebuah jaringan komputer yang sangat besar dan menyediakan berjuta-juta informasi.
Web diciptakan oleh sebuah organisasi di Eropa, yaitu CERN. Demi kemudahan komunikasi dan penyaluran informasi antar anggota yang tersebar di seluruh dunia, para peneliti CERN menciptakan sebuah sistem distribusi yang bisa menampilkan informasi dalam bentuk grafik, gambar atau suara. Sebagai media penyajiannya, dibuatlah web browser yang bisa diakses oleh semua pengguna.
Web browser pertama kali dibuat hanya berbasiskan teks pada komputer saat itu. Namun, penggunaan web browser tersebut perlahan-lahan ditinggalkan sejak kedatangan web browser yang bernama Mosaic.
Mosaic merupakan hasil dari sebuah penelitian yang lebih baik, karena memudahkan pengguna dalam pengoperasiannya juga sudah berbasis grafik. Kemudian, kepopuleran Mosaic digantikan oleh Netscape Navigator ciptaan Silicon Graphics. Microsoft juga ikut meramaikan hadirnya web browser bernama Internet Explorer.
Pada 1994, Netscape Navigator merupakan web browser yang banyak digunakan selain Internet Explorer. hingga kini banyak web browser selain Explorer dan Netscape, di antaranya Mozilla Firefox buatan Mozilla Corporation dan Opera buatan Opera Software ASA.
Dengan web browser seperti Netscape, Internet Explorer, Mozilla Firefox atau Opera, kita akan mendapatkan tampilan situs yang penuh warna, bisa melihat cuplikan video dan suara asalkan komputer kita mempunyai fasilitas tambahan berupa VGA card dan sound card.
Website itu sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu website statis dan website dinamis. Website statis adalah website yang informasi didalamnya tidak dimaksudkan untuk diperbarui. Website ini biasanya memiliki seorang atau sebuah tim administrator yang menangani penggunaan software editor. Sedangkan website dinamis adalah website yang informasi di dalamnya diperbarui secara berkala.
Penggunaan website ini biasanya berhubungan dengan pengguna publik yang membutuhkan interaksi dua arah (antara administrator website dengan pengguna). Misalkan, kita mengisi sebuah form, setelah kita klik submit, halaman website akan terhubung ke halaman baru yang menerangkan informasi yang telah kita input ke form yang kita isi sebelumnya.
Pertama kali istilah blog digunakan Jorn Barger sekitar Desember 1997. Ia menggunakannya untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diisi secara berkala dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai komentar pemiliknya. Kini, blog dapat berupa sekumpulan konten (teks, foto, video) yang diposting pengelolanya.
Pada 1998, jumlah Blog yang ada masih sangat sedikit. Sebab, diperlukan keahlian dan pengetahuan khusus tentang script, HTML, dan web hosting untuk membuat sebuah Blog. Namun, saat ini, kita tidak perlu memiliki keahlian khusus untuk menjadi seorang Blogger. Halaman weblog saat ini sudah sangat mewabah karena semakin mudah dalam membuatnya. Hingga saat ini, tidak sedikit pengguna internet yang memiliki sebuah blog yang terus update setiap hari.
Layanan media blog pertama kali dipopulerkan Blogger.com, yang dibeli oleh Google pada akhir 2002. Sejak itu, banyak aplikasi yang bersifat terbuka alias gratis (open source) yang dapat digunakan pengguna internet dari kalangan awam sekali pun.
Fungsi Blog
Blog memiliki fungsi yang beragam. Dari sekadar catatan harian, media publikasi kampanye politik, hingga marketing perusahaan-perusahaan. Sebagian blog dipelihara seorang penulis tunggal, sementara sebagian yang lain dikelola beberapa penulis.Kemajuan di bidang media blog ini menuntut setiap blogger mampu menyediakan fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, sehingga para pengunjung dapat meninggalkan berbagai komentar atas isi dari konteks yang dipublikasikan.
Komunitas Blogger (sebutan bagi para pemilik Blog) adalah sebuah ikatan yang terbentuk dari para Blogger yang ada berdasarkan kesamaan tertentu, seperti kesamaan topik yang dibahas, kesamaan asal daerah, kesamaan kampus, kesamaan hobi, dan lain sebagainya.
Ngeblog (istilah bahasa Indonesia untuk Blogging) dilakukan hampir setiap waktu untuk memelihara eksistensi pemilik Blog. Sekarang ada lebih dari 10 juta Blog yang bisa ditemukan di internet.
Para Blogger masih akan terus berkembang seiring dengan bergulirnya waktu karena saat ini ada banyak sekali software, tool, dan penyedia layanan pembuat Blog gratis di internet yang mempermudah mereka untuk membuat dan merawat Blognya. Di Indonesia sendiri, Blog semakin marak dibuat seiring dengan banyaknya pengguna internet yang bertambah setiap harinya.
Saat ini, para Blogger tidak hanya berasal dari kalangan web developer atau administrator saja, namun makin beragam. Mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga pekerja kantoran banyak menggunakan blog sebagai media penyampaian ide-ide kreatif mereka.
Ini semua didukung juga dengan banyaknya penyedia jasa layanan pembuat blog gratis yang dapat ditemukan secara mudah di internet. Selain itu, blog mempunyai berbagai macam manfaat bagi penggunanya, yaitu sebagai berikut.
- Pemeliharaan ide dari kepunahan.
- Ajang pembuktian diri.
- Menambah wawasan.
- Kualitas ilmu terus meningkat.
- Hidup semakin dewasa.
- Menghasilkan keuntungan material.
- Luas Jaringan.
- Mendapatkan keuntungan spiritual, emosional, dan sosial.
16.43 | Label: TIK | 0 Comments
POTENSI TIK DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM
A. PENDAHULUAN
Penididikan merupakan suatu
kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini.
Pendidikan
tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun
manusia tidak
dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang
ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara atau
memberi
latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini
didapat
beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan.
Saat ini teknologi informasi dan
komunikasi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia,
kemajuannya luar biasa terutama dalam bidang komputer baik desainernya
maupun
softwernya. Hampir setiap bulan para desainer, pabrikan, ahli dalam
bidang
teknologi komputer terus menerus mengadakan penelitian dan pengembangan
teknologi. Bangsa
Indonesia
yang semakin besar tidak luput dari kemajuan teknologi informasi ini,
walapun pada umumnya berada pada tataran konsumen/pemakain yang kalah
jauh dari
negara tetangga yang sudah masuk pada tataran desainer teknologi dan
produsen
komponen-komponen informasi teknologi informasi terutama bidang
komputer. Sehingga
barang elektronik harganya terjangkau oleh masyarakat. Untuk menyikapi
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat
tersebut,
diperlukan adanya sumber daya yang handal agar negara kita tidak hanya
menjadi
pemakai teknologi, namun bisa berkembang menjadi "pencipta:"
teknologi itu sendiri. Saat
ini
para siswa di sekolah khususnya setingkat SMP/MTs atau yang sederajat,
sudah mulai diberi sebuah mata pelajaran yang berhubungan dengan
teknologi
informasi dan komunikasi, sehingga diharapkan para siswa setidaknya
sudah tidak
asing dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk
itu
diperlukan adanya sistem pembelajaran yang baik agar para siswa bisa
lebih
mudah memahami pembelajaran tentang teknologi informasi dan komunikasi.
Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan
khususnya
dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan
berkembangnya
penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam
proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari
ruang
kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau
saluran, (4)
fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke
waktu
nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan
dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti
telepon,
komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak
hanya
dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan
menggunakan
media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus
berhadapan
langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi
dalam
lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang
maya
dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir
adalah
berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya,
yaitu
proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah
lain yang
makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran
dengan
menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.
Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning
merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian
pembelajaran
dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu: (1)
e-learning
merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan,
mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman
sampai ke
pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet
yang
standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang
pembelajaran
di balik paradigma pembelajaran tradisional.
Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai
model pembelajaran yang berbasis TIK
seperti: CBT (Computer Based Training),
CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education,
CLE
(Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS
(Integrated
Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing,
WBT
(Web-Based Training), dsb.
Dengan semakin banyaknya situs pertemanan
seperti facebook,
twitter, friendster, dan myspace membuat komunikasi dan
saling
bertukar informasi semakin mudah. Belum lagi semakin menjamurnya tempat
membuat
blog gratis di internet seperti wordpress, blogspot,
livejurnal, dan multiply.
Membuat kita dituntut bukan hanya mampu mencari dan memanfaatkan
informasi
saja, tetapi juga mampu menciptakan informasi di internet melalui blog
yang
kita kelola dan terupdate dengan baik. Di
sanalah
muncul kreativitas menulis yang membuat orang lain mendapatkan manfaat dari
tulisan yang kita buat. Namun sayangnya,
kebiasaan menulis dan membaca belum menjadi budaya masyarakat Indonesia,
termasuk guru dan siswa di sekolah. Para guru dituntut agar para peserta
didiknya mampu memanfaatkan TIK untuk mengembangkan kreativitas menulis.
Keperluan akan penguasaan TIK telah
diantisipasi oleh
pemerintah dalam hal ini oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)
dengan
dimasukkannya kurikulum TIK dalam kurikulum 2004 dan sekarang Kurikulum
Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) mulai dari pendidikan dasar sampai ke
perguruan
tinggi. Diharapkan dengan diimplementasikannya kurikulum TIK ini akan
meningkatkan kualitas proses pengajaran, kualitas penilaian kemajuan
siswa, dan
kualitas administrasi sekolah.
Adapun pemanfaatan
Teknologi
Informasi untuk Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat
dikelompokkan
ke dalam tiga fungsi, yaitu (1) media pembelajaran mandiri/klasikal.
Media
Pembelajaran mandiri/klasikal, antara lain pemutaran film dan CD
interaktif,
pertama, pemutaran film, guru dapat memilah jenis film yang ada yaitu
film yang
bersifat given artinya suatu paket judul film yang telah tersedia dan
relevan
dengan pembelajaran pendidikan Agama Islam. Kedua, penggunaan CD
interaktif
lebih”Maju” dari pemutaran film, karena siswa dapat melakuakn”interaksi”
atau
perlakuan terahdap program yang ditawarkan pada CD, misalnya CD
interaktif
soal-jawab Pendidikan Agama Islam dikemas dalam bentuk permainan seperti
dalam
”Who want to Be Millionare”. Madrasah/sekolah dalam hal ini guru
Pendidikan
Agama Islam harus memiliki koleksi film atau CD interaktif yang terkait
dengan
materi Pendidikan Agama Islam interaktif yang terkait dengan materi
Pendidikan
Agama Islam sesuai kurikulum yang berlaku.
(2) Alat bantu (alat belajar) dalam proses pembelajaran.
Teknologi
Informasi yang dimanfaatkan untuk alat bantu pembelajaran yaitu,
pemanfaatan
softwere (komputer) untuk pemeblajarn Pendidikan Agama Islam. Beberapa
contoh
software pendidikan yang dikelan diantaranya; Computer Assisted
Instruction
(CAI) yang umumnya software ini sangat baik untuk keperluan remidial.
Intelligent computer assited learning (ICAL), dapat digunakan untuk
material
atau konsep. Computer Assisted Training (CAT), Computer Assisted Design
(CAD),
Computer Assisted Media (CAM) dan sebagainya.
(3) Sumber belajar/sumber data. Teknologi Informasi yang
terkait sebagai sumber belajar (learning resurces) dalam bentuk internet
dengan
segala komponennya. Materi yang ditampilkan dalam sebauh eb yang terkait
denagn
pendidian Agama Islam dapat dilacak terlebih dahulu oleh guru dan
dipraktekkan
langsung oleh murid. Maksud pelacakan oleh guru agar materi atau
informasinya
relevan dengan tujua kurikuler PAI.
B. RUMUSAN
MASALAH
Beberapa
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1.
Bagaimana upaya
peningkatan mutu pembelajaran terhadap
penerapan teknologi pendidikan?
2.
Bagaimana peran guru agama
Islam dalam mengaplikasikan teknologi
di sekolah ?
C.
PEMBAHASAN
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam
memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu
(1)
siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan
internet dalam
kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi
yang
berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan
(3) guru
harus memilikio pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat
dan
sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencaqpai standar
akademik.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran
pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam
pandangan tradisional di masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang),
proses
pembelajaran dipandang sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2)
upoaya
mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan penerimaan
informasi,
(4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan
menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi,
(6) suatu
proses linear. Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan
pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses
alami,
(2) proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan
atau tidak
linear, (5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6)
aktivitas
yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa,
(7)
aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan
pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.
Hal itu telah menguban peran guru
dan siswa dalam pembelajaran.
Peran guru telah berubah dari: (1)
sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, akhli materi, dan
sumber
segala jawaban, menjadi sebagai
fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan,
dan
mitra belajar; (2) dari mengendalikan
dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi
lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab
kepada
setiap siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam
pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima
informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam
proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali
pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai
pengetahuan, (3) dari pembelajaran
sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi
pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.
Lingkungan
pembelajaran yang di masa lalu
berpusat pada guru telah bergesar menjadi berpusat pada siswa. Secara
rinci
dapat digambarkan sebagai berikut:
Lingkungan
|
Berpusat pada guru
|
Berpusat pada siswa
|
Aktivitas kelas
|
Guru sebagai
sentral dan bersifat didaktis
|
Siswa sebagai
sentral dan bersifat interaktif
|
Peran guru
|
Menyampaikan
fakta-fakta, guru sebagai akhli
|
Kolaboratif,
kadang-kadang siswa sebagai akhli
|
Penekanan
pengajaran
|
Mengingat
fakta-fakta
|
Hubungan antara
informasi dan temuan
|
Konsep
pengetahuan
|
Akumujlasi
fakta secara kuantitas
|
Transformasi
fakta-fakta
|
Penampilan
keberhasilan
|
Penilaian acuan
norma
|
Kuantitas
pemahaman , penilaian acuan patokan
|
Penilaian
|
Soal-soal
pilihan berganda
|
Protofolio,
pemecahan masalah, dan penampilan
|
Penggunaan
teknologi
|
Latihan dan
praktek
|
Komunikasi,
akses, kolaborasi, ekspresi
|
1.
Upaya
Peningkatan Mutu Pembelajaran Terhadap
Penerapan Teknologi Pendidikan
Di
era global seperti sekarang ini, sudah banyak digunakan teknologi
khususnya
teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini disebabkan karena teknologi
tersebut telah mempengaruhi hampir keseluruhan aspek kehidupan
sehari-hari
manusia. Oleh karena itu, sebaiknya semua orang tidak “gagap” teknologi.
Banyak
hasil penelitian menunjukkan bahwa siapa yang terlambat menguasai
informasi,
maka terlambat pulalah memperoleh kesempatan-kesempatan untuk maju.
Informasi
sudah merupakan 'komoditi' sebagaimana layaknya barang ekonomi yang
lain. Peran
informasi menjadi kian besar dan nyata dalam dunia modern seperti
sekarang ini.
Hal ini bisa dimengerti karena masyarakat sekarang sedang menuju ke era
masyarakat informasi (information
age) atau masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge
society).
Mengajar dan belajar masih banyak
mengandung hal-hal yang sebenarnya belum kita pahami sepenuhnya. Itulah
sebabnya terdapat berbagai teori tentang belajar yang belum dapat
dipadukan
menjadi satu teori belajar yang uniform. Juga belum diketahui dengan
pasti
bagaimana merumuskan tujuan berdasarkan kompetensinya, metode mengajar
yang
terefktif dal lainnya. Masih belum ada keyakinan, hingga manakah kita
dapat
mengukur hasil mengajar khususnya tujuan pendidikan mengenai
perkembangan
kepribadian anak antara lain ranah afektif. Banyak lagi hal-hal dalam
situasi
belajar yang belum kita ketahui dengan jelas apa pengaruhnya terhadap
hasil
belajar, demikian pula belum mengetahui peranan perbedaan individual
dalam
proses belajar.
Oleh karena itulah teknologi pendidikan
mendorong para pengajar untuk memandang kegiatan mengajar ini sebagai
masalah
dan berusaha memecahkannya secara ilmiah berdasarkan penelitian. Ini
menuntut
agar tiap guru sedikit banyak menjadi peneliti yang selalu kritis
terhadap
usahanya, berusaha mencari jalan-jalan baru untuk senantiasa
meningkatkan
keahlian dalam profesinya.
Teknologi tidak merupakan kunci ke arah
sukses
yang pasti dalam pendidikan atau pengajaran. Akan tetapi teknologi
pendidikan
menunjukan suatu prosedur atau metodologi yang dapat diterapkan dalam
pendidikan. Teknologi pendidikan merupakan suatu teori yang mempunyai
sejumlah
hipotesis. Teknologi pendidikan dapat pula dipandang sebagai suatu
gerakan
dalam pendidikan yang diikuti oleh guru-guru yang merasakan bahwa
mengajar
hingga kini masih dilakukan secara sembrono, asal-asalan, tanpa dasar
yang
jelas, menurut selera masing-masing atau terkadang sekedar menggugurkan
kewajiban. Maka teknologi pendidikan merupakan usaha yang
sungguh-sungguh untuk
memperbaiki metode mengajar dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah
yang
membuktikan keberhasilan dalam bidang-bidang lain.
Teknologi pendidikan mengajak guru untuk
bersikap problematik terhadap proses belajar mengajar dan memandang tiap
metode
mengajar sebagai hipotesis yang harus diuji efektivitasnya. Dengan
demikian
upaya pemecahan masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan adalah
dengan
mendayagunakan sumber belajar. Dengan demikian teknologi pendidikan
mendorong
profesi keguruan untuk berkembang menjadi suatu “science”, disamping
profesi
guru akan selalu mengandung aspek “seni”.
Dalam pembelajaran yang baik dalam konteks
teknologi pendidikan, media atau alat pembelajaran memiliki nilai
manfaat bagi
guru maupun murid karena cukup efektif dan efisien dalam upaya
pencapaian
kompetensi yang diharapkan. Media atau alat-alat pembelajaran disebut
dengan
“hardware”, seperti radio, televise, laptop, internet, LCD dan lainnya
baik
yang bersifat sederhana maupun modern.
Dalam proses/konsep teknologi pendidikan,
tugas media bukan hanya sekedar mengkomunikasikan hubungan antara sumber
(pengajar) dan sipenerima (si anak didik), namun lebih dari itu
merupakan
bagian yang integral dan saling mempunyai keterkaitan antara komponen
yang satu
dengan yang lainnya, saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.
Media pembelajaran tersebut besar
manfaatnya,
namun bukan merupakan inti atau hakikat teknologi pendidikan dan tidak
mengandung arti pendidikan. Media tersebut baru bermanfaat bila
dikaitkan
dengan suatu pelajaran atau program, inilah yang disebut “software”.
Yang
merupakan inti teknologi pendidikan adalah programnya yang harus disusun
menurut prinsip-prinsip tertentu. Di sinilah letak dan peran kecerdasan
seorang
guru untuk meningkatkan kompetensi profesinya dengan menimplementasikan
teknologi pendidikan atau pengajaran.
Bila guru menerapkan prinsip-prinsip
teknologi
pendidikan secara konsekuen maka terbuka baginya jalan untuk memperbaiki
dan
meningkatkan kompetensinya. Ia akan memandang proses kegiatan belajar
mengajar
sebagai problema yang tak berkesudahan yang dihadapinya secara obyektif
dan
ilmiah. Dengan sikap serta usaha yang demikian, mengajar akan dapat
dikembangkan dan ditingkatkan menjadi profesi dalam arti yang
sebenarnya.
Kesiapan tenaga pengajar untuk melakukan
perubahan, perlu diawali dengan kemauan untuk mengkritik diri sendiri,
memahami
kekuatan atau kelemahan dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
sehingga mampu membaca dan menyadari bahwa dalam beberapa hal perlu
dilakukan
perubahan-perubahan sejalan dengan dilakukannya perubahan kurikulum.
Guru yang telah membuat hipotesis strategi
pembelajaran kemudian mempraktikkannya maka ia akan mengetahui kelebihan
dan
kekurangannya yang merupakan problema ilmiah dalam pengajaran kemudian
diadakan
penelitian secara ilmiah pula. Teknologi pendidikan sebagai hasil
penelitian
dan pemikiran ilmiah tentang pendidikan menuntut seorang guru untuk
bersifat
terbuka, melakukan pembenahan untuk perubahan sehingga selalu ada
inovasi
pembelajaran agar guru memiliki visi yang luas tentang hakikat
pendidikan.
Namun sayangnya, di negeri kita yang kaya ini, dan terdiri dari
berbagai
pulau, hal di atas masih seperti mimpi karena struktur dan kultur serta
SDM
guru yang profesional belum merata dengan baik. Di berbagai kota besar
seperti
Jakarta misalnya, beberapa sekolah maju dan internasional telah
mengaplikasikannya, tetapi buat sekolah-sekolah di daerah, mungkin masih
jauh
panggang dari api dalam mengaplikasikan TIK.
Meskipun TIK dalam bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak
menunjang
proses pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun di
sisi lain
masih banyak kelemahan dan kekurangan. Dari sisi kegairahan
kadang-kadang
anak-anak lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri dibandingkan
dengan
materi yang dipelajari. Terkadang anak-anak lebih senang bermain games
ketimbang materi yang diberikan oleh guru. Karena games sangat menarik
peserta
didik untuk rehat sejenak dari segala pembelajaran yang diterimanya di
sekolah.
Dapat juga terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual
sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Dari aspek
informasi
yang diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet
sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis
terhadap
informasi yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah dasar penggunaan
internet yang
kurang proporsional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang
bersifat
manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dan sebagainya.
Dalam
hubungan ini guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan
pembelajaran
secara proporsional dan demikian pula perlunya kerjasama yang baik
dengan orang
tua untuk membimbing anak-anak belajar di rumah masing-masing.
Dengan memperhatikan pengalaman beberapa negara sebagaimana dikemukakan di atas,
jelas
sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap proses dan
hasil
pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIK telah memungkinkan
terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas
dan
produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan
kualitas
pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan SDM secara keseluruhan. Melalui
penggunaan TIK setiap siswa akan terangsang untuk belajar maju
berkelanjutan
sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran
dengan menggunakan
TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri sehingga memungkinkan
mengembangkan semua potensi yang dimilikinya..
Dalam menghadapi
tantangan kehidupan modern di abad-21 ini kreativitas dan kemandirian
sangat
diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan. Kreativitas
sangat
diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain: pertama,
kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan
dirinya, kedua,
kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam
pemecahan masalah, ketiga,
kreativitas dapat
memberikan kepuasan hidup, dan keempat,
kreativitas
memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dari segi
kognitifnya,
kreativitas merupakan kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran,
keluwesan,
keaslian, dan perincian. Sedangkan dari segi afektifnya kreativitas
ditandai
dengan motivasi yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas
majemuk,
berani menghadapi resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan,
memiliki
rasa humor, selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri
sendiri dan
orang lain, dan sebagainya. Karya-karya
kreatif
ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat ditransformasikan,
dan
dapat dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian sangat diperlukan dalam
kehidupan yang penuh tantangan ini sebab kemandirian merupakan kunci
utama bagi
individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arah tujuan dalam
kehidupannya.
Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang ditandai dengan
penguasaan
kompetensi tertentu, konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif dalam
berfikir
dan bertindak, mampu mengendalikan dirinya, dan memiliki komitmen yang
kuat
terhadap berbagai hal.
2. Peran Guru Agama
Islam dalam
Mengaplikasikan Teknologi
di Sekolah
Siswa memerlukan bimbingan
baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan proses
pembelajaran
dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini guru memegang peran yang amat
penting dan
harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih penting lagi adalah
kemampuan
memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran guru sebagai
pemberi
informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan sejumlah
peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber informasi
melainkan
hanya salah satu sumber informasi.
Dalam bukunya yang
berjudul “Reinventing
Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan
bahwa di
masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaitu guru
sebagai:
pelatih (coaches),
konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan
pengarang. Sebagai pelatih (coaches), guru
harus
memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan
cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing.
Guru
hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu
cara
yang mutlak. Hal ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, di mana
pelatih
hanya memberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam
permainan itu
sendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan
kemampuan dan
kondisi yang ada. Sebagai konselor, guru
harus mampu
menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa
melakukan
perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak
ada
jarak yang kaku dengan guru.
Disamping itu, guru
diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah
perkembangan optimal. Sebagai manajer pembelajaran, guru
memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola
keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh
sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagai partisipan,
guru tidak hanya
berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari
interaksinya
dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya
sumber
belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran
siswa.
Sebagai pemimpin,
diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang mampu
menggerakkan
orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama. Disamping
sebagai
pengajar, guru harus mendapat kesempatan untuk mewujudkan dirinya
sebagai pihak
yang bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan lain di luar mengajar.
Sebagai pembelajar,
guru harus secara terus menerus belajar dalam rangka
menyegarkan
kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang,
guru harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai
karya
yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Guru
yang
mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang harus mengikuti satu buku
petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu
menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus
didukung
oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas
profesionaliemenya.
Menurut Wardiman, Dkk (1997),
bahwa di zaman modern yang serba canggih sekarang ini, teknologi
sangatlah
penting bagi guru agama karena isu-isu masa depan berkaitan erat dan
sangat
ditentukan oleh teknologi dan pemunculan sains baru. Dampak teknologi
dan sains
ini terhadap pengembangan sumber daya manusia terutama disektor
pendidikan
mendatang akan sangat dirasakan. Masa depan manusia sangat ditandai
dengan
peningkatan lajunya pembaharuan di bidang ilmu pengetahuan, sains dan
teknologi. Dan selain itu juga sains dan teknologi berfungsi untuk
menjembatani
agama, dan untuk mengisi dan menguatkan agama. Di samping itu pula, sain
dan
teknologi memperkaya nilai-nilai kemanusiaan dan menciptakan
kemaslahatan
manusia. dan selain itu pula dapat mempermudah guru dalam proses belajar
mengajar. Maka dari itu perlu sekali bagi guru agama memiliki Sains Dan
Teknologi dalam mengajar.
Apabila guru agama hanya
menguasai agama saja maka tidak menutup kemungkinan ia akan mengalami
kemunduran atau tidak berkembang. Untuk mengatasi kemunduran tersebut
maka guru
agama harus menguasai sains dan teknologi. Sebagai contoh: krisis
lingkungan
tengah terjadi, degradasi lingkungan sedang dirasakan semakain buruk,
pembakaran hutan, pemanasan global, kekeringan yang berkepanjangan dan
sebainya.
Sedangkan untuk mengatasi
hal ini maka peran guru agama sangat penting untuk menjelaskan masalah
lingkungan yang dikaitkan dengan agama. Inisiatif agama sangat
diperlukan untuk
mengurangi kerusakan tersebut dengan cara yang lembut yaitu Pendekatan
Religius. Prof Mary Evlyn Tucker (dalam Rihlah Nuraida Nur Aulia) guru
besar
agama dari Bucknel University pelopor forum agama dan lingkungan, dan
membawa
diskursus ini dalam berbagai kegiatan tingkat Internasional hingga lokal
untuk
menghimbau agama-agama terlibat dalam menyelamatkan bumi. Sains dan
Teknologi
memang diperlukan, tapi itu saja tidak cukup, kita memerlukan agama
untuk
terlibat dalam keluar dari krisis lingkungan.
Oleh karena itu, aplikasi
dan potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah
yang dikembangkan oleh guru dapat memberikan beberapa manfaat antara
lain.
a. Pembelajaran menjadi lebih interaktif,
simulatif, dan
menarik
b. Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit /
kompleks
c. Mempercepat proses yang lama
d. Menghadirkan peristiwa yang jarang terjadi
e. Menunjukkan peristiwa yang berbahaya atau di
luar
jangkauan
D.
PENUTUP
Aplikasi dan potensi teknologi informasi dan
komunikasi
(TIK) telah membawa pergeseran pandangan tentang pembelajaran dan peran
guru
dalam proses pembelajaran di sekolah. Penerapan teknologi dalam pembelajaran memungkinkan kegiatan belajar
mengajar lebih interaktif, simulatif dan lebih menarik. Oleh karena itu
guru di
era globalisasi informasi ini dituntut untuk mampu menguasai dan
mengalipkasikan teknologi dalam pembelajaran. Mengajak peserta didik untuk
mampu memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mampu meciptakan
informasi
dengan membangun connecting and sharing.
Bagaimanapun banyaknya dampak positif dalam
penerapan teknologi
dalam pembelajaran di
sekolah, kita mempunyai tanggungjawab bersama dalam meminimalisasi
dampak
negatif yang muncul baik secara individual, maupun sosial. Jangan
biarkan
anak-anak kita terlalu asyik dengan facebooknya dan games-games online
lainnya.
Anak harus diajarkan untuk mampu membaca dan menulis serta menciptakan
informasi
di dunia maya.
Peluang diterapkannya pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) dengan menggunakan teknologi informasi, antara lain: Pertama,
mayoritas
sekolah di Indonesia telah memiliki perangkat komputer. Kedua, dengan
dengan
perangkat komputer pesan-pesan/materi Pelajaran PAI dapat dipelajari,
dipahami,
didiskusikan oleh guru, kelompok guru dan siswa secara mandiri dalam
waktu dan
tempat yang tidak terbatas. Ketiga, bahan ajar yang telah dikemas pada
software
tertentu akan mudah didistribusikan keseluruh peserta belajar.
Menurut Azar Arsyad, ada beberapa kriteria yang patut
diperhatikan dalam memilih media. (a) Sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Media
dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang
secara umum
megacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah
kognitif,
afektif dan psikomotor. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang
sifatnya
fakta, konsep, prinsip atau generalisasi. Media yang berbeda misalnya,
film dan
grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu
memerlukan
proses dan keterampilan mental yang berbeda untuk
memahaminya.
(b) Praktis,
luwes,
dan bertahan Jika tidak tersedia dana, waktu, atau sumber daya lain
untuk
memproduksi tidak perlu dipaksakan. Media yang dipilih sebaiknya dapat
digunakan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang tersedia
disekitarnya
serta mudah untuk dipindah dan dibawa.
(c) Guru terampil
untuk menggunakannya Ini merupakan salah satu kriteria utama, apapun
jenisnya
guru dituntut untuk mampu menggunaknnya dengan baik dalam proses belajar
mengajar. (d) Pengelompokan sasaran Media yang efektif
untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada
kelompok
kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar,
kelompok sedang, kelompok kecil dan perorangan.
(e) Mutu
teknis
Mengembangkan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi
persyaratan
teknis tertentu. Sedangkan Dick dan Carey mengemukakan empat kriteria
dalam
memilih media pembelajaran, yakni,
pertama, ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang
bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada maka harus
dibeli atau
buat sendiri. Kedua, kemampuan finansial
untuk membeli dan memproduksi media, tenaga, dan fasilitasnya. Ketiga, faktor yang menyangkutkeluwesan,
kepraktisan, dan ketahuan media yang digunakan untuk jangka waktu yang
lama,
artinya bila digunakan dimana saja dan kapan saja dengan peralatan yang
ada
disekitarnya serta kemudahan dibawa (fortable).
Keempat, efektifitas dan efisiensi biaya dalam waktu yang cukup
panjang
skalipun nampaknya mahal namun mungkin lebih murah bila dibandingkan
media
lainnya yang hanya dapat digunakan sekali pakai.
E.
DAFTAR PUSTAKA
Asnawir dkk, Media Pembelajaran,
(Jakarta: Cipta
Pers, 2002)
Azar Arsyad. Media
Pembelajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003
Cece Wijaya, dkk.,Upaya Pembaharuan Dalam
Pendidikan dan
Pengajaran, edisi revisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992),
Chaeruman, Uwes Anis., “Urgensi
Gerakan
Melek ICT di Sekolah“, http:// www.wijayalabs.wordpress.com
Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar,
Mozaik
Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2004)
Djojonegoro Ing-Wardiman, Dkk “IPTEK berwawasan Moral”
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pers: Juli 1997. Cet 1
Eveline Siregar, Pelangi teknologi
Pendidikan dalam
Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: kencana, 2004)
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/20/teknologi-pembelajaran/,
diakses
tanggal 12 Maret 2009.
http://cepiriyana.blogspot.com/2006/06/konsep-teknologi-pendidikan.html/,
diakses
tanggal 12 Maret 2009.
Ivor K.Davis, Pengelolaan Belajar Seri
Pustaka
Teknologi Pendidikan No. 8, (Jakarta: Rajawali, 1991)
Kusumah, Wijaya, dkk, “Teknologi
Informasi
dan Komunikasi untuk SMP kelas 7, 8, dan 9″, Jakarta.
Rajagrafindo, 2009
Nasution, Teknologi Pendidikan,(Jakarta: Bumi
Aksara,
2005)
Natakusumah, E.K., “Perkembangan
Teknologi Informasi di Indonesia.“,
Pusat Penelitian informatika - LIPI Bandung, 2002-
Purbo, Onno W., “Teknologi
E-learning”, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002.
Rahardjo, Budi., , “Implikasi
Teknologi Informasi Dan Internet
Terhadap Pendidikan, Bisnis, Dan Pemerintahan”, Pusat
Penelitian
Antar Univeristas bidang Mikroelektronika (PPAUME) Institut Teknologi
Bandung
tahun 2000.
Rihlah Nuraida Nur Aulia “Character Building Guru PAI”
Aulia Jakarta: 2008.
Soekartawi, A. Haryono dan F. Librero
(2002),
Greater Learning Opportunities Through Distance Education: Experiences
in
Indonesia and the Philippines. Southeast Journal of Education (December
2002)
Surya, Mohamad., Makalah
dalam Seminar “Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi untuk Pendidikan Jarak Jauh dalam Rangka
Peningkatan
Mutu Pembelajaran”, diselenggarakan oleh Pustekkom
Depdiknas,
tanggal 12 Desember 2006 di Jakarta.
Sutisna, Entis.,”Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan komunikasi dalam Pembelajaran, Guru
SMAN 4
Tangerang, tahun 2006
Yusufhadi Miarso, dkk Teknologi Komunikasi
Pendidikan,
cet II, (Jakarta: Rajawali, 1986)
16.32 | Label: Agama | 0 Comments
Langganan:
Postingan (Atom)
Nur Nabillah. Diberdayakan oleh Blogger.